Kang Udin, Penjual Jajanan Pinggiran Yang Terpinggirkan

Setiap hari lelaki muda ini menaiki kereta KRL ekonomi yang padat dan pengap dari Bogor ke Jakarta hanya untuk menjajakan jajanan “kampung”. Ya…Syarifudin atau Kang Udin biasa dia dipanggil oleh kawan-kawannya hanya menjajakan jajanan pinggiran seperti lepat, uli, tape ketan, kacang rebus, pisang rebus, telur asin, Ubi Rebus dan lain sebagainya.
Menurut Kang Udin, perjalanannya dari Bogor ke Jakarta menggunakan KRL ekonomi sangatlah berat karena disamping sangat padat dan panas dirinya juga membawa dua keranjang pikulan yang berisi jajanan-jajanan yang mau dijual. “Mungkin kalau saya hanya membawa diri tidak membawa keranjang pikulan tidaklah terlalu berat meskipun di kereta KRL ekonomi jurusan Bogor Jakarta sangat padat dan pengap,” jelas Kang Udin.
Perjalanan dengan
menggunakan kereta KRL ekonomi dari Bogor ke Jakarta kalau kondisi
lancar ditempuhnya hampir 1 jam 30 menit. Menurut Kang Uding perjalanan
tersebut sangatlah menguras tenaga karena dia harus berdesak-desakan
dengan penumpang lainnya. ”Apalagi kalau kereta yang saya tumpangi ada
gangguan ditengah jalan, panasnya minta ampun,” katanya.
Perjalanan yang
cukup jauh dan melelahkan Kang Udin lakoni setiap hari demi mencari
rezeki untuk menghidupi keluarganya. Kang Udin Berangkat dari rumahnya
di daerah Bogor sekitar pukul 06.00 WIB kemudian menaiki kereta KRL
ekonomi Bogor-Jakarta Kota yang berangkat pukul 07-00 WIB.”Bapak mungkin
tidak tahu kalau naik kereta KRL ekonomi jurusan Bogor-Jakarta padat
banget. Apalagi yang berangkatnya pas dengan jam kerja, penuhnya minta
ampun. Sampe-sampe orang banyak yang naik di atap kereta,” jelas Kang Udin.
Menurut
Kang Udin, dirinya sengaja naik kereta KRL ekonomi karena ongkosnya
murah dan lebih cepat. Selain itu, di kereta KRL ekonomi bukan hanya
Kang Udin yang naik tapi teman-teman seprofesinya juga banyak yang naik
kereta KRL ekonomi. ”Meskipun naik kerata KRL ekonomi jurusan
Bogor-Jakarta pengap, panas dan berdesak-desakan serta sangat melelahkan
tapi semua itu tidak terasa karena berangkatnya bersama-sama teman,”
kata Kang Udin.
Kang
Udin juga perna mengalami nasib yang sial ketika naik kereta KRL
ekonomi. Menurut Kang Udin seperti biasanya waktu itu dia hendak
berjualan kue ke Jakarta, ketika kereta yang ditumpangi tiba di stasiun
Depok dan waktu itu penumpangnya sangat padat serta calon penumpang dari
Depok juga banyak maka pas kereta KRL ekonomi berhenti di stasiun Depok
berhenti, tiba-tiba pemumpang yang dari Depok berebut merangsek masuk
ke dalam kereta kebetulan waktu itu Kang Udin posisinya dekat dengan
pintu maka dagangan yang dibawa Kang Udin ikut terinjak-injak oleh
penumpang. ”Begitulah suka duka naik angkutan rakyat kecil (red. KRL
ekonomi) selain murah, kadang tidak manusiawi,” ungkap Kang Udin.
Jajanan Orang Pinggiran
Menurut
Kang Udin kue-kue yang dijajakan Kang Udin juga bukan kue yang harganya
mahal, tetapi hanya kue-kue kampung yang biasa dikonsumsi orang-orang
kampung. ”Kue yang saya jual cuma kue lepat, kacang rebus, pisang rebus,
tape ketan, uli, opak, dan telur asin. Itu semua jajanan orang kampung
yang saat ini sudah langka,” jelas Kang Udin.

Kalau
di kota orang kampung adalah orang-orang yang terpinggirkan. Biasanya
orang-orang pinggiran pekerjaannya kasar-kasar seperti kuli, pedagang
asongan, tukang parkir, supir dan sebagainya. ”jadi saya ini adalah
orang kampung yang berjualan kue kampung, buat orang-orang kampung,”
kata Kang Udin.
Berkaitan
dengan harga kue yang realitif murah, Kang Uding mengatakan, Karena
yang membeli kue kampung kebanyakan adalah orang-orang kampung yang
ekonominya pas-pasan maka harga kue-kuenya juga harga pinggirin. ”Semua
kue-kue yang saya jual harganya cuma Rp 1.000,- dan harga ini adalah
harga yang pas buat orang-orang kampung,” jelas Kang Udin.

Ketika
ditanya apakah keuntunga yang Kang Udin dapat cukup besar? Menurut Kang
Udin keuntungan yang dia dapat tidaklah seberapa besar hanya cukup buat
makan sehari-hari keluarganya.”Kalau dibilang untungnya besar ya tidak
mungkin, karena kue-kue yang saya jual harganya hanya Rp 1.000 tapi
kalau hanya buat makan keluarga cukuplah,” kata Kang Udin.
Untuk
memperkecil biaya produksi, menurut Kang Udin semua kue-kue yang
dijualnya tidak mempergunakana bahan-bahan yang harganya mahal, seperti
tepung terigu atau lain-lainya. Kang Udin hanya mengolah hasil dari
perkebunan seperti kacang tanah, pada ketan. Cara mengelolanya juga
sederhana yaitu hanya direbus dengan menggunakan air. ”Dengan menjual
kue-kue yang direbus selain mengirit biaya juga jauh lebih sehat dan
alami,”kata Kang Udin.
Selain
itu, lanjut Kang Udin jajanan-jajanan yang kang Udin jual dibuat sendiri
olehnya dengan dibantu oleh istri. Untuk merebus ubi, pisang, membuat
lepat, membuat uli dikerjakannya sejak subuh. ”Nah kalau tape ketan dan
telur asin biasanya agak lama karena butuh proses. Kalau telur asin
cukup sehari semalam untuk membuatnya asin, kalau tape agak lama yaitu 3
hari untuk proses jadi tapenya,” jelas Kang Udin.
Untuk
pemasaran, menurut lelaki asli Bogor ini biasanya dia sendiri yang
menjualnya di daerah Jakarta.”Saya biasanya menjual di daerah-daerah
Menteng, Gondangdia, Monas, dan Tanahabang. Sengaja saya jual di daerah
itu karena daerah seperti Tanahabang misalnya masih banyak orang Betawi
asli dan orang-orang kampung,”katanya.
Alasan
lain kenapa Kang Udin berjalan di daerah Jakarta, menurutnya karena di
Jakarta jajanan atau kue-kue yang dijualnya terbilang langka dan hanya
ada pada musim-musim tertentu. Seperti uli dan tape ketan misalnya,
hanya ada ketika hari raya idul fitri atau idul adha. ”Padahal pada
jaman dulu kue-kue seperti itu menjadi makanan setiap hari orang-orang
betawi dan orang-orang Cina. Setiap tempat nongkrong atau ngopi kue-kue
ini selalu tersedia,” jelas Kang Udin.
Ketika
ditanya kenapa Kang Uding berjualan kue-kue kapung seperti itu? Menurut
Kang Udin, selain pekerjaan seperti ini adalah warisan dari orang tua,
juga karena mencari pekerjaan di pabrik sangat susah karena selalu
mensyaratkan pakai ijazah minimal SMA, sedangkan dirinya hanya mengenyam
bangku pendidikan hanya sampai tingkat SMP itupun tidak selesai.
Begitu
berat kehidupan Kang Udin, ketika Kota Bogor dan Jakarta telah bergeliat
berkembang maju, Kang Udin dan orang tuanya tetap terpinggirkan seakan
tidak tersentuh oleh perkembangan dan kemajuan. Profesi yang dia lakoni
juga profesi pinggiran dengan menjual kue-kue pinggiran
dan dimakan oleh orang-orang yang terpinggirkan. Kapankah nasib Kang
Udin bergerak maju secara ajeg, seperti lajunya kereta KRL ekonomi yang
setiap hari bergerak maju dari Bogor ke Jakarta yang setiap hari setia mengantarnya untuk berusaha.
Agen s128 ialah situs sabung ayam online jadi satu diantara penyuplai layanan taruhan ayam s128 di indonesia.
BalasHapusS128cash - Judi Online | Poker Online | Sabung Ayam | s128 | Sbobet
https://sabungayamcash.blogspot.com/2019/07/agen-judi-sabung-ayam-s128-online.html
https://sabungayamcash.webs.com/apps/blog/show/46924779-agen-judi-sabung-ayam-s128-online
https://sabungayamcash.webnode.com/agen-judi-sabung-ayam-s128-online/
ayam sabung
sabung ayam
ayam sabung
sabung ayam
s128