SELAMAT DATANG di CATATAN ORANG PINGGIRAN, Blog Khusus Untuk Tempat Men-share Berbagai Kisah & Harapan Orang Pinggiran

Temukan Disini

Senin, 14 Juli 2014

Catatan Orang Pinggiran Tentang Kejanggalan Adira Finance

Catatan Orang Pinggiran Tentang Kejanggalan Adira Finance

Selamat Malam...
Saya ingin menuliskan sedikit kisah saya sebaga orang pinggiran yang merasa sangat tertindas.
Ini merupakan pengalaman pertama saya berhadapan dengan jagoan-jagoan orang besar.

Oh ya,
sebelumnya perkenalkan,
nama saya Alex, tinggal di pinggiran Kota Pematang Siantar.
Pekerjaan sehari-hari saya hanyalah seorang buruh tani harian lepas, disamping bertani di ladang orang dengan sistim sewa lahan.
Pekerjaan lain saya, dulunya saya pernah maragat(menyadap nira).

Kisah ini bermula ketika saya membeli sebuah sepeda motor honda Revo Fit seharga Rp.12.000.000,- dengan cara kredit.
Leasing yang menjadi tempat menghutang saya adalah sebuah lembaga pembiayaan yang sudah sangat terkenal di santero jagad raya Indonesia, namanya PT. Adira Finance.
Dengan DP Rp. 1.000.000,-,  saya membayar cicilan Rp. 483.000,- dengan jangka waktu 36 bulan.
Sejak angsuran pertama hingga angsuran ke enam, saya masih bisa membayar angsuran tepat waktu
Masalah muncul ketika tiba pembayaran angsuran ke-7 hingga berikutnya, dimana saat itu musim kemarau yang cukup lama, membuat mata pencarian saya drastis menurun.
Bukan hanya saya, orang-orang di sekitar saya pun turut demikian, dimana tanaman yang mereka tanam mati kekeringan akibat musim yang tak bersahabat itu.
Akibat dari penurunan penghasilan saya, cicilan saya pun jadi terlambat pembayarannya sampai angsuran yang ke-9.

Masalah besar pun tiba.
Setelah tiba jatuh tempo pembayaran angsuran yang ke-10, saya belum bisa membayar angsuran, dan berlanjut hingga ke angsuran ke-12, akhirnya saya nunggak 3 bulan.
Pihak adira pun datang ke rumah mengatakan agar saya membayar cicilan yang tertunggak selama 3 bulan.
Setelah pinjam sana pinjam sini saya bisa mendapatkan uang sebesar Rp. 500.000,-, dan saya pun berniat membayarkan tunggakan, walau hanya 1 angsuran dulu.
Saya pun pergi ke Kantor Adira(karna saya tak bisa lagi bayar lewat kantor Pos/sudah diblokir-katanya), dan setelah melalui antrian yang cukup lama, akhirnya saya diterima oleh kasir Adira yang menurut saya cukup cantik(tapi tak tau hatinya bagaimana, mudah-mudahan cantik juga).

Setelah kasir memeriksa ID saya di database-nya, kasir tersebut mengatakan kalau saya tak bisa lagi membayar cicilan kalau hanya 1 angsuran saja, melainkan harus membayar 3 angsuran sekaligus di+lagi dengan BOP(Biaya Operasional Preman<menurut saya), dan dia pun memberikan sebuah nomor Hp 085370711528 a/n Marican Sinaga.
Saya pu menghubungi nomor ponsel tersebut dan janjian ketemuan di depan Siantar Hotel Pematang siantar untuk membahas masalah tunggakan cicilan saya.
Saya pun meluncur dari Kantor Adira ke tempat yang ditujukan.
Setelah sampai disana, saya tidak bisa ketemu sama dia, melainkan dia hanya  menyuruh 2orang anggotanya menemui saya, tapi seblumya anggotanya tersebut sempat menghubungi saya dengan nomor 082166228243 yang baru kemudian saya tau namanya Desnan Sinaga. Mereka 2 orang, yang satunya Marga Sinaga juga, tapi saya belum tau namanya.

Setelah ketemu, kami ngobrol panjang lebar tentang upaya jalan keluar masalah tunggakan angsuran saya. Tapi tak menemukan solusi yang tepat, karena mereka hanya memberikan 2 pilihan, yakni;

1. Saya harus membayar 3 angsuran sekaligus di+BOP Rp. 500.000,-, pada saat itu juga,
2. Sepeda motor saya harus dititipkan katanya di kantor Adira.

Dengan pilihan yang sangat menyulitkan, saya mencoba memohon agar saya pulang dulu ke rumah untuk mencari tambahan pinjaman lagi dari tetangga maupun keluarga, akan tetapi mereka tak memperbolehkan saya mengendarai sepeda motor saya alias mereka harus menahannya.
Otomatis saja saya tak rela kalau sepeda motor kesayangan saya dibawa kabur oleh orang yang gak jelas begitu. Dan saat itu juga terjadilah adu mulut di tempat keramaian tersebut, dan mereka membentak-bentak kalau sepeda motor itu bukanlah kepunyaan saya karna saya tak bisa menunjukkan BPKBnya, Padahal di STNK jelas-jelas tertulis atas nama dan sesuai dengan KTP saya. Mereka semakin mengganas yang akhirnya membuat saya merasa malu karena terlibat keributan di tempat umum.

Mengalah dengan Pilihan pertama, saya mencoba pilihan ke-2, motor saya dititipkan di Kantor Adira.
Masalah pun kembali muncul karna saya tidak dipebolehkan mengendarai sepeda motor saya sendiri pergi ke Kantor Adira untuk menitipkannya, harus merekalah yang mengendarainya.
Kejadian ini menurut saya sangatlah janggal, Kenapa Saya Tak Boleh Membawanya Kesana? Mengapa Harus Mereka?
Saya sudah menawarkan agar salah satu dari mereka ikut dengan saya, agar mereka tidak menyangka kalau saya mau melarikan sepedamotor saya sendiri, tapi mereka tetap ngoton Harus mereka yang membawa swpeda motor saya, tidak boleh saya, Akibatnya keributan pun tak terelakkan.
Untung saja ada petugas keamanan disana yang membantu, agar saya bisa bisa membawa sepeda motor saya sendiri dan membonceng salah satu dari mereka ke tempat penitipan di Kantor Adira.

Kami pun meluncur ke Kantor Adira, namun, kejanggalan pun terjadi lagi. Selama perjalanan, saya diinstruksikan ontu membawa sepeda motor tersebut ketempat BIGBOSSnya, alias Marican Sinaga tersebut. Saya pun tak mengindahkannya, karena menurut saya tujuan kami adalah ke Kantor Adira.
Setelah sampai di depan Kantor Adira, Mereka pun tak memperbolehkan saya masuk ke dalam kantor tersebut sebelum BIGBOSSnya datang.
Tapi saya tak mengindahkannya juga, saya langsung masuk ke dalam kantor dan menanyakan pihak adira perihal penitipan sepedamotor tersebut. Tapi Apa yang saya dapatkan disana, mereka mengatakan tak ada penitipan di kantor.
Saya pun keluar dan bertanya kepada yang saya bonceng tadi, apa tujuan mereka yang sebenarnya.
Tapi mereka pun bekilah, saya diajak masuk kedalam untuk menandatangani surat penitipan, tapi yang lebih janggal lagi, surat penitipan itu dibuat dengan tulisan tangan dan ditandatangani tanpa materai.
Saya pun jadi lebih bingung lagi dan bertanya-tanya, Apakah Sebuah Perusahaan Besar Adira Finance tidak Memiliki Komputer atau minimalnya mesin ketik manual intuk mengetikkan surat penitipan...? Apakah Perusahaan tidak memiliki materai untuk untuk surat seperti itu...?

Akhirnya saya keluar lagi dari kantor itu dan pergi ke kantor polisi untuk meminta perlindungan, tapi polisipun seakan-akan tak menghiraukan saya,karena saya memang benar punya hutang ke adira.
Setelah saya kembali dari kantor polisi dan membawa seorang petugas polisi ke depan Kantor Adira tersebut, kedua orang tadi tidak ada lagi disitu, dan sepeda motor saya mereka percayakan kepada satpam adira agar saya tidak bisa membawanya pulang, padahal saya juga sudah merelakan sepeda motor saya untuk dititipkan di adira, daripada dibawa oleh kedua preman tadi.
Dengan disaksikan oleh seoran Anggota Polisi, akhirnya saya pu menitipkan sepeda motor saya kepada satpam adira yang tugas saat itu.

Karna hari sudah malam, saya pun tak bisa pulang ke kampung karena angkutan sudah tidak ada lagi.
Saya bermalam di rumah kerabat yang di Pematang Siantar dan mulai pinjam uang sama keluarga sana-sini via telepon, namun tak berhasil.
Malam itu saya tak bisa tidur karna memikirkan uang Rp. 1.500.000,- lagi harus saya pinjam darimana dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Hhingga pagi hari adik saya menelopon saya dan mengatakan kalau orang tua saya telah bisa mendapatkan pinjaman.
Mereka pun mengirimkan uang tersebut ke saya via Wessel Pos Instan.
Setelah uangnya saya terima, saya pun menuju Kantor Adira untuk membayar Tunggakan yang 3 bulan + BOP(Biaya Operasional Preman-menurut saya), tapi pihak adira menyuruh saya untuk menghubungi si BOGBOSS Preman tadi alias si Marican Sinaga di 085370711528.
Setelah saya menghubungi nomor tersebut, si Marican Sinaga tadi mala menyuruh saya untuk koordinasi dulu dengan kedua anggotanya yang bermarga Sinaga itu.
Saya pun merasa sangat jengkel, kenapa untuk membayar hutang saja susahnya minta ampun...?...

Akhirnya saya pun menghubungi kedua anggotanya, dan anggotanya pun mengatakan kalau sekarang tak bisa lagi kalau BOPnya cuma Rp.500rb, tapi harus Rp.3.jt.
Mendengar harus Rp.3jt saya langsung emosi, dan kembali ke kantor adira untuk meyetorkan langsung tunggakan yang 3 bulan + BOP. Tapi sepertinya pihak adira tetap saja ingin mempersulit saya, karena saya disuruh untuk menunggu kedatangan Marican Sinaga CS yang sudah 1jam lebih saya tunggu tapi tak datang-datang juga.
Akhirnya saya merasa sangat kecewa dan jengkel sekali. Saya jadi naik pitam di kator itu, dan akhirnya pembayaran saya diterima oleh pihak adira dengan menggunakan kwitansi manual, karena pada saat iti sedang jam istirahat dan kasir adira sedang istirahat juga.

Saya merasa sedikit lega karena pembayaran saya hanya angsuran 3 bulan + BOP(Biaya operasional preman-menurut saya) Rp.500rb, bukan 3jt seperti yang dikatakan marga Sinaga tadi.

Demikianlah sepenggal kisah saya sebagai serang yang terpinggirkan, dan harapan saya, dengan dimuatnya tulisan saya ini, semoga pihak-pihak terkait dalam hal ini PT. Adira Finance mulai memperbaiki perilaku jeleknya(menurut saya), dengan tidak melibatkan preman dalam urusannya.

Dan kepada admin CATATAN ORANG PINGGIRAN, tak lupa saya ucapkan terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar!