Selamat Malam...
Saya ingin menuliskan sedikit kisah saya sebaga orang pinggiran yang merasa sangat tertindas.
Ini merupakan pengalaman pertama saya berhadapan dengan
jagoan-jagoan
orang besar.
Oh ya,
sebelumnya perkenalkan,
nama saya Alex, tinggal di pinggiran Kota Pematang Siantar.
Pekerjaan sehari-hari saya hanyalah seorang buruh tani harian lepas, disamping bertani di ladang orang dengan sistim sewa lahan.
Pekerjaan lain saya, dulunya saya pernah maragat(menyadap nira).
Kisah ini bermula ketika saya membeli sebuah sepeda motor honda Revo Fit seharga Rp.12.000.000,- dengan cara kredit.
Leasing yang menjadi tempat menghutang saya adalah sebuah lembaga
pembiayaan yang sudah sangat terkenal di santero jagad raya Indonesia,
namanya
PT. Adira Finance.
Dengan DP Rp. 1.000.000,-, saya membayar cicilan Rp. 483.000,- dengan jangka waktu 36 bulan.
Sejak angsuran pertama hingga angsuran ke enam, saya masih bisa membayar angsuran tepat waktu
Masalah muncul ketika tiba pembayaran angsuran ke-7 hingga berikutnya,
dimana saat itu musim kemarau yang cukup lama, membuat mata pencarian
saya drastis menurun.
Bukan hanya saya, orang-orang di sekitar saya pun turut demikian, dimana
tanaman yang mereka tanam mati kekeringan akibat musim yang tak
bersahabat itu.
Akibat dari penurunan penghasilan saya, cicilan saya pun jadi terlambat pembayarannya sampai angsuran yang ke-9.
Masalah besar pun tiba.
Setelah tiba jatuh tempo pembayaran angsuran yang ke-10, saya belum bisa
membayar angsuran, dan berlanjut hingga ke angsuran ke-12, akhirnya
saya nunggak 3 bulan.
Pihak adira pun datang ke rumah mengatakan agar saya membayar cicilan yang tertunggak selama 3 bulan.
Setelah pinjam sana pinjam sini saya bisa mendapatkan uang sebesar Rp.
500.000,-, dan saya pun berniat membayarkan tunggakan, walau hanya 1
angsuran dulu.
Saya pun pergi ke Kantor Adira(karna saya tak bisa lagi bayar lewat
kantor Pos/sudah diblokir-katanya), dan setelah melalui antrian yang
cukup lama, akhirnya saya diterima oleh kasir Adira yang menurut saya
cukup cantik(tapi tak tau hatinya bagaimana, mudah-mudahan cantik juga).
Setelah kasir memeriksa ID saya di database-nya, kasir tersebut
mengatakan kalau saya tak bisa lagi membayar cicilan kalau hanya 1
angsuran saja, melainkan harus membayar 3 angsuran sekaligus di+lagi
dengan BOP(Biaya Operasional Preman<menurut saya), dan dia pun
memberikan sebuah nomor
Hp 085370711528 a/n Marican Sinaga.
Saya pu menghubungi nomor ponsel tersebut dan janjian ketemuan di depan
Siantar Hotel Pematang siantar untuk membahas masalah tunggakan cicilan
saya.
Saya pun meluncur dari
Kantor Adira ke tempat yang ditujukan.
Setelah sampai disana, saya tidak bisa ketemu sama dia, melainkan dia
hanya menyuruh 2orang anggotanya menemui saya, tapi seblumya anggotanya
tersebut sempat menghubungi saya dengan nomor
082166228243 yang baru kemudian saya tau namanya
Desnan Sinaga. Mereka 2 orang, yang satunya Marga Sinaga juga, tapi saya belum tau namanya.
Setelah ketemu, kami ngobrol panjang lebar tentang upaya jalan keluar
masalah tunggakan angsuran saya. Tapi tak menemukan solusi yang tepat,
karena mereka hanya memberikan 2 pilihan, yakni;
1. Saya harus membayar 3 angsuran sekaligus di+BOP Rp. 500.000,-, pada saat itu juga,
2. Sepeda motor saya harus dititipkan katanya di kantor Adira.
Dengan pilihan yang sangat menyulitkan, saya mencoba memohon agar saya
pulang dulu ke rumah untuk mencari tambahan pinjaman lagi dari tetangga
maupun keluarga, akan tetapi mereka tak memperbolehkan saya mengendarai
sepeda motor saya alias mereka harus menahannya.
Otomatis saja saya tak rela kalau sepeda motor kesayangan saya dibawa
kabur oleh orang yang gak jelas begitu. Dan saat itu juga terjadilah adu
mulut di tempat keramaian tersebut, dan mereka membentak-bentak kalau
sepeda motor itu bukanlah kepunyaan saya karna saya tak bisa menunjukkan
BPKBnya, Padahal di STNK jelas-jelas tertulis atas nama dan sesuai
dengan KTP saya. Mereka semakin mengganas yang akhirnya membuat saya
merasa malu karena terlibat keributan di tempat umum.
Mengalah dengan Pilihan pertama, saya mencoba pilihan ke-2, motor saya dititipkan di
Kantor Adira.
Masalah pun kembali muncul karna saya tidak dipebolehkan mengendarai sepeda motor saya sendiri pergi ke Kantor
Adira untuk menitipkannya, harus merekalah yang mengendarainya.
Kejadian ini menurut saya sangatlah janggal, Kenapa Saya Tak Boleh Membawanya Kesana? Mengapa Harus Mereka?
Saya sudah menawarkan agar salah satu dari mereka ikut dengan saya, agar
mereka tidak menyangka kalau saya mau melarikan sepedamotor saya
sendiri, tapi mereka tetap ngoton Harus mereka yang membawa swpeda motor
saya, tidak boleh saya, Akibatnya keributan pun tak terelakkan.
Untung saja ada petugas keamanan disana yang membantu, agar saya bisa
bisa membawa sepeda motor saya sendiri dan membonceng salah satu dari
mereka ke tempat penitipan di Kantor Adira.
Kami pun meluncur ke Kantor Adira, namun, kejanggalan pun terjadi lagi.
Selama perjalanan, saya diinstruksikan ontu membawa sepeda motor
tersebut ketempat BIGBOSSnya, alias Marican Sinaga tersebut. Saya pun
tak mengindahkannya, karena menurut saya tujuan kami adalah ke Kantor
Adira.
Setelah sampai di depan Kantor Adira, Mereka pun tak memperbolehkan saya
masuk ke dalam kantor tersebut sebelum BIGBOSSnya datang.
Tapi saya tak mengindahkannya juga, saya langsung masuk ke dalam kantor
dan menanyakan pihak adira perihal penitipan sepedamotor tersebut. Tapi
Apa yang saya dapatkan disana, mereka mengatakan tak ada penitipan di
kantor.
Saya pun keluar dan bertanya kepada yang saya bonceng tadi, apa tujuan mereka yang sebenarnya.
Tapi mereka pun bekilah, saya diajak masuk kedalam untuk menandatangani
surat penitipan, tapi yang lebih janggal lagi, surat penitipan itu
dibuat dengan tulisan tangan dan ditandatangani tanpa materai.
Saya pun jadi lebih bingung lagi dan bertanya-tanya, Apakah Sebuah
Perusahaan Besar Adira Finance tidak Memiliki Komputer atau minimalnya
mesin ketik manual intuk mengetikkan surat penitipan...? Apakah
Perusahaan tidak memiliki materai untuk untuk surat seperti itu...?
Akhirnya saya keluar lagi dari kantor itu dan pergi ke kantor polisi
untuk meminta perlindungan, tapi polisipun seakan-akan tak menghiraukan
saya,karena saya memang benar punya hutang ke adira.
Setelah saya kembali dari kantor polisi dan membawa seorang petugas
polisi ke depan Kantor Adira tersebut, kedua orang tadi tidak ada lagi
disitu, dan sepeda motor saya mereka percayakan kepada satpam adira agar
saya tidak bisa membawanya pulang, padahal saya juga sudah merelakan
sepeda motor saya untuk dititipkan di adira, daripada dibawa oleh kedua
preman tadi.
Dengan disaksikan oleh seoran Anggota Polisi, akhirnya saya pu
menitipkan sepeda motor saya kepada satpam adira yang tugas saat itu.
Karna hari sudah malam, saya pun tak bisa pulang ke kampung karena angkutan sudah tidak ada lagi.
Saya bermalam di rumah kerabat yang di Pematang Siantar dan mulai pinjam
uang sama keluarga sana-sini via telepon, namun tak berhasil.
Malam itu saya tak bisa tidur karna memikirkan uang Rp. 1.500.000,- lagi
harus saya pinjam darimana dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Hhingga pagi hari adik saya menelopon saya dan mengatakan kalau orang tua saya telah bisa mendapatkan pinjaman.
Mereka pun mengirimkan uang tersebut ke saya via Wessel Pos Instan.
Setelah uangnya saya terima, saya pun menuju Kantor Adira untuk membayar
Tunggakan yang 3 bulan + BOP(Biaya Operasional Preman-menurut saya),
tapi pihak adira menyuruh saya untuk menghubungi si BOGBOSS Preman tadi
alias si Marican Sinaga di 085370711528.
Setelah saya menghubungi nomor tersebut, si Marican Sinaga tadi mala
menyuruh saya untuk koordinasi dulu dengan kedua anggotanya yang
bermarga Sinaga itu.
Saya pun merasa sangat jengkel, kenapa untuk membayar hutang saja susahnya minta ampun...?...
Akhirnya saya pun menghubungi kedua anggotanya, dan anggotanya pun
mengatakan kalau sekarang tak bisa lagi kalau BOPnya cuma Rp.500rb, tapi
harus Rp.3.jt.
Mendengar harus Rp.3jt saya langsung emosi, dan kembali ke kantor adira
untuk meyetorkan langsung tunggakan yang 3 bulan + BOP. Tapi sepertinya
pihak adira tetap saja ingin mempersulit saya, karena saya disuruh untuk
menunggu kedatangan Marican Sinaga CS yang sudah 1jam lebih saya tunggu
tapi tak datang-datang juga.
Akhirnya saya merasa sangat kecewa dan jengkel sekali. Saya jadi naik
pitam di kator itu, dan akhirnya pembayaran saya diterima oleh pihak
adira dengan menggunakan kwitansi manual, karena pada saat iti sedang
jam istirahat dan kasir adira sedang istirahat juga.
Saya merasa sedikit lega karena pembayaran saya hanya angsuran 3 bulan +
BOP(Biaya operasional preman-menurut saya) Rp.500rb, bukan 3jt seperti
yang dikatakan marga Sinaga tadi.
Demikianlah sepenggal kisah saya sebagai serang yang terpinggirkan, dan
harapan saya, dengan dimuatnya tulisan saya ini, semoga pihak-pihak
terkait dalam hal ini
PT. Adira Finance mulai memperbaiki perilaku jeleknya(menurut saya), dengan tidak melibatkan
preman dalam urusannya.
Dan kepada admin
CATATAN ORANG PINGGIRAN, tak lupa saya ucapkan terima kasih.